Assalaamu'alaikum...Ahlan Wasahlan di Blog Bengkel Hati Zahrah Itu Bunga

Jumat, 17 Desember 2010

Keutamaan Sholat Dhuha




Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam.
Hadits Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain :
“Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R. Tarmiji dan Abu Majah)
"Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan." (H.R Turmudzi)
"Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW shalat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat." (HR Abu Daud)
"Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,"Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang shalat dhuha‘. Beliau bersabda,?Shalat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari)." (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi)
Pada dasarnya doa setelah shalat dhuha dapat menggunakan do'a apapun. Doa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah selepas shalat dhuha adalah :
"Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuha itu adalah waktu Dhuha-Mu, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu". "Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi , keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh".

Wallaahu a'lam

Rabu, 15 Desember 2010

Kecoa Itu Mengalihkan perhatian Murid-muridku


Em......seperti biasa setelah berbaris, saya dan anak-anak membentuk lingkaran, muroja'ah, dengan khusyuk,namun tiba-tiba saja seekor kecoa lewat tanpa permisi(hehe gak sopran benget ye), spontan anak-anak teriak " kecoaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" alhasil anak-anak berhamburan keluar ngejar kecoa, tinggalsaya sendiri di dalam kelas geleng-geleng kepala.
hem kecoa,kamu pandai juga mengalihkan perhatian anak-anak dari saya.
hiksssssssssssss saya cemburu :(

Selasa, 02 November 2010

KEISTIMEWAAN ORANG BERSEDEKAH


ROFESOR psikologi dari Universiti Oregon, Ulrich Mayr berpendapat amalan bersedekah mengaktifkan sel-sel otak dan ini akan menjadikan orang yang berbuat demikian berasa seronok. Pandangan itu diterbitkan oleh jurnal Science (2007) yang diketahui oleh ahli akademik sebagai jurnal berpengaruh.

Ulrich Mayr juga mendapati bahawa rasa seronok bersedekah itu bolehlah dikatakan sama atau lebih daripada menikmati makanan atau hubungan kelamin. Ini kerana bahagian otak yang teraktif dari amalan tersebut berada di bahagian yang sama untuk menikmati makanan dan juga hubungan kelamin.

Selain itu amalan suka bersedekah juga dikaitkan dengan sifat suka menolong orang lain yang juga menjadikan seseorang itu rasa seronok selepas berbuat demikian. Itu sebabnya orang yang menolong selalu keberatan menerima habuan kewangan kerana berasa seronok membantu. Ini dikatakan sebagai sifat altruisme atau bahasa mudahnya ringan tulang.

Kajian Ulrich Mayr dan dibantu dua orang pakar ekonomi itu dilakukan ke atas 19 sukarelawan wanita dan dibekalkan sebanyak AS$100 (RM347). Kemudian pengkaji-pengkaji ini meneliti aktiviti otak dengan menggunakan pengimbas Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI).

Melalui pengimbas canggih itu segala aktiviti otak dapat dikesan dengan mudah dan respons pengesanan adalah amat teliti. Kemudian kesemua wanita ini ditunjukkan bahawa wang mereka telah dimasukkan ke dalam akaun tabung makanan (atau di sini sama seperti akaun zakat).

Apabila wang tersebut disahkan telah diterima, maklumat tersebut segera mengaktifkan bahagian otak untuk rasa seronok. Bahagian-bahagian itu ialah caudate nucleus dan nucleus accumbens yang diketahui sebagai bahagian untuk rasa seronok. Kajian tersebut juga menunjukkan jika sukarelawan itu terpilih untuk mengedarkan wang tersebut, contohnya, menjadi wakil untuk memberikan wang sedekah kepada rumah anak yatim, ia akan meningkatkan lagi rasa seronok.

Kajian terdahulu menunjukkan bahawa bahagian otak yang teraktif itu jugalah bertanggungjawab untuk rasa seronok seperti memakan manisan, hubungan kelamin, perlindungan, dan juga rakan taulan. Ini semua adalah dikaitkan sebagai keperluan asas seorang manusia.

Nabi kita telah memberitahu kita lama dahulu bahawa hanya orang yang banyak bersedekah tahu nikmatnya (siti selalu ambil berkat hari khamis dan jumaat untuk bersedekah.

Kita yang muda ini mungkin ada banyak pilihan lain untuk berseronok. Teringat pula kehebatan Saiyidina Umar Al-Khattab bersedekah separuh hartanya dan dia rasa seronok; tetapi hebat lagi sedekahnya Saiyidina Abu Bakar As-Siddiq yang bersedekah seluruh hartanya.
“Tidak akan dikurangi harta dengan sebab bersedekah, Allah tidak menambah keampunan seseorang hamba melainkan seseorang itu ditambahkan dengan kemuliaan. Tidaklah seseorang itu merendah diri kerana mengharapkan keredhaan Allah melainkan akan diangkat darjatnya”.
(Riwayat Muslim)

Minggu, 19 September 2010

Ibrah


"Lo ko nilai mu jelek semua andri? kamu ini bagaimana, ayah sudah lesin kamu, yang serius makanya kamu belajar, udah mahal-mahal biayain kursus kesana kemari, supaya nilai kamu bagus, ga mikir apa, hah!ayah ini capek, pergi pagi,pulang sore nyari uang buat biaya kamu sekolah, biaya ngelesin kamu,taunya nilainya ya ampun nak, harus bagaimana lagi ayah kasih tau ke kamu,yang rajin makanya, yang rajin. emang kamu mau jadi nak bodoh, hah?kamumau tuh jadi tukang becak? mau?

(yeeeeeeeeee ayah istighfar! kenapa jadi abng becak yang dibawa-bawa?.....)



"kamu ini kalau ibu kasih tau dengar nak, kamu ini selalu membantah, coba dengarkan apa kata ibu, emang kamu ini anak siapa?keluar dari mana?dari batu ya?nak, ibu ne mengandung kamu selama 9 bulan, melahirkan kamu, mengurus kamu, sampai kamu besar seperti coba kalau bukan ibu yang ngurus, siapa yang mo ngurus kamu?kamu mungkin sudah ada di comberan sana, kamu udah kelaparan nak, coba dengar ibu, Astaghfirullaahal'adziim................dasar kamu ya (sambil melotot hehe).
(ho...ho....ho...apa ga kelebayan tu bu, miris banget saya dengarnya)


sahabat.....apa yang ada difikiran sahabat semua, setelah baca cerita tadi????????hufh.......jujur saya sendiri sedih, iba kesal bin dongkol dengarnya, mungkin sahabat punya pengalaman yang sama juga pernah dengar ucapan-ucapan tadi,yang sering kita temui dalam kehidupan kita sehari hari, atau kita sendiri juga pernah seperti itu pada anak-anak kita, buah hati kita, anak didik kita???(jawab aja sendiri ye.....)
Sahabat....apa kita telah bijak????bijakkah kita???mengeluarkan kata-kata yang semestinya tidak terucap,memaki anak, sebagai bentuk ketidakpuasan kita dengan usaha kita. Sadarkah kita kita telah begitu banyak mendikte mereka,menjadikan mereka seperti orang lain, merasa kita adalah pahlawan, sang pemberi rizqi, dan lain sebagainya
(astaghfirullahal'adziim,,,tidak sahabat, kita belum bisa menjadi orang dewasa yang bijak)

Ya kesal, sangat kesal, sangat kecewa, saat kita dihadapkan dengan kenyataan, ternyata anak kita, anak didik kita tidak sesuai yang kita harapkan(maaf apalagi misalnya dalam hal IQ memang lamban)kita sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka, menyekolahkan mereka, tidak cukup hanya itu, kita juga menopang sekolah mereka dengan kursus-kursus,yang memang tidak sedikit biaya yang keluar. ya faham, saya sangat faham sekali kecewa bukan?istilah kasarnya kaki jadi kepala, kepala jadi kaki..(hehe untung ye g ketuker kaki ma kepala).

tapi hati hati saat kita menyebutkan jasa jasa kita ke anak-anak , dengan ucapan
"kalau bukan ibu yang ngurus, siapa yang mo ngurus kamu?kamu mungkin sudah ada di comberan sana, kamu udah kelaparan nak" warning..............hati hati kita sudah ada dalam area syirik khofi.
wah apa ye syirik khofi ntu?
ne saya kasih tau
"SYIRIK KHOFI" (syirik tersembunyi) atau dengan lain perkataan, timbulnya suatu tanggapan di dalam hati, bahwa segala amal ibadat yang dilakukan adalah sepenuhnya dari kemampuan diri sendiri, tidak dirasakan dan diyakini, bahwa apa yang dilakukan itu semua, pada hakekatnya dari pada Allah SWT.
Segala sesuatu yang Allah ciptakan ini (makhluk) pada hakekatnya adalah seakan-akan alat belaka dari Allah, namun maha sucilah Allah daripada memerlukan alat.
Hal-hal yang tergolong dalam syirik khofi antara lain adalah, "Ria" (pamer), "Sum'ah" (memperdengar-dengarkan), "'Ujub" (membagakan diri), "Hajbun (hijab/dinding).
Oleh sebab itu, agar kita dapat terlepas dari hal penyakit tersebut hal mana dapat membahayakan perjalanan kita maka tidak ada lain jalan, kecuali memantapkan pandangan batin (musyahadah) dengan penuh keyakinan bahwa "segala apapun yang terjadi pada hakekatnya adalah daripada Allah SWT."

Nah... dah fahim kan kira-kira dalam contoh kasus tadi masuk katagori apa ya?(hayooo apa ya)
"UJUB" yupsss.............ujub. seorang ibu atau ayah yang merasa apa yang dia lakukan adalah hasil sendiri, karena kekecewaan berawal dari anak lupa tuh sama Allah.(kata Allah SOMSE (sombong sekali). Mencari nafkah, memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak, merawat, mengasuh dan membimbing dengan penuh kasih sayang adalah hak anak dan sudah menjadi kewajiban orang tua, ga mesti mengungkit" ayah yang membiayai kamu, ayah yang menyekolahkan kamu, ayah yang memberikan makan kamu, kalau ga ada ayah mau jadi apa kamu.........jadi gembel!!!!!( huffffft.....ayah aja yang jadi gembel)

Terusssssssssss gimana dong..kesel tau.................
em ada yang lebih bijak bu, pa, ayah, om, tante, anak ibu bukan robot, anak ibu adalah titipan Allah, anugrah dari Allah, mereka tumbuh dari hasil jalinan kasih sayang ibu dan ayah, mereka lahir bukan unruk dicerca saat apa yang kita inginkan tak terkabulkan, karena setiap anak yang lahir sebagai makhluk Allah telah di tentukan apa yang menjadi terbaik untuknya, kita sebagai orang tua hanya berusaha semaksimal mungkin, bijaklah menjadi orang tua. Saat anak masih kecil mereka sudah diberikan pesan

" nak jadi anak yang pintar ya, biar kamu kerja enak, nanti kalau ibu atau ayah sudah tua, sama siapa lagi berlindung kalau bukan sama kamu, jadi anak yang pintar ya nak, ibu do'akan"
tahukah ibu? tahukah ayah? ungkapan yang telah keluar sama sekali tidak bijak, mereka belum tau arti bagaimana memberikan perlindungan, bagaimana arti tanggung jawab terhadap orang tua kelak,belum menjadi dewasa seoarng anak telah diberikan beban, karena biaya yang dikeluarkan ibu atau ayah untuk sekolah tidak lain hanya pinjaman yang mesti di bayar saat dewasa.(Allah kariiiiiiiim T_T) bukankah akan lebih bijak jika mereka diberikan pesan
" nak jadi anak yang sholeh dan pintar ya, agar kamu kelak mendapatkan ridho Allah"
tanpa kita pesan untuk berbakti pada kita insya Allah dengan sosok yang sholeh/sholehah mereka akan berbakti, tidak hanya mereka bertanggung jawab karena ibu ataau ayahnya saja tapi lebih pada ketaatan dia sebagai makhluk Allah
"karena ridho Allah ada pada orang tua"
ya mungkin saja mereka akan merasa berhutang budi pada orang tua menjadi anak yang berbakti pada orang tua, tapi belum tentu taat kepada Allah.
Ikhlaslah dalam merawat dan menjaga mereka, jangan semata-mata karena tujuan duniawi, niatkan untuk mencari pahala disisi Allah. Adapun profesi, pekerjaan, kedudukan dsb akan ikut dengan sendirinya.

Seandainya semua orang tua dapat melakssanakan tanggung jawab terhdapa anak-anaknya secraa bijak, alangkah indahnya hidup ini. Mudah-mudahan Allah SWT memberi petunjuk dan hidayah dalam hati semua orang tua dan anak-anak kita, dan memudahkan kita melaksanakan semua tuntunan agama Islam secara kaffah. Amin.


(Alhamdulillaah selesai tulisan ini, maaf yee kalo banyak kalimat yang campur aduk alias gado-gado dan krang di fahami hehe,tulisan ini terinspirasi dari seseorang dan dari pengalaman saya menjadi seorang pendidik ^_^)

Rabu, 09 Juni 2010

Baiti Jannatii


Selera makanku mendadak punah. Hanya ada rasa kesal dan jengkel yang memenuhi kepala ini. Duh… betapa tidak gemas, dalam keadaan lapar memuncak seperti ini makanan yang tersedia tak ada yang memuaskan lidah. Sayur sop ini rasanya manis bak kolak pisang, sedang perkedelnya asin nggak ketulungan. “Ummi… Ummi, kapan kau dapat memasak dengan benar…? Selalu saja, kalau tak keasinan…kemanisan, kalau tak keaseman… ya kepedesan!” Ya, aku tak bisa menahan emosi untuk tak menggerutu.”Sabar bi…, Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khodijah. Katanya mau kayak Rasul…? ” ucap isteriku kalem. “Iya… tapi abi kan manusia biasa. Abi belum bisa sabar seperti Rasul. Abi tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini…!” Jawabku dengan nada tinggi. Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam. Kalau sudah begitu, aku yakin pasti air matanya sudah merebak.

***

Sepekan sudah aku ke luar kota. Dan tentu, ketika pulang benak ini penuh dengan jumput-jumput harapan untuk menemukan ‘baiti jannati’ di rumahku. Namun apa yang terjadi…? Ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang kuimpikan. Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal burak (pecah). Pakaian bersih yang belum disetrika menggunung di sana sini. Piring-piring kotor berpesta pora di dapur, dan cucian… ouw… berember-ember. Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat, karena berhari-hari direndam dengan detergen tapi tak juga dicuci.

Melihat keadaan seperti ini aku cuma bisa beristigfar sambil mengurut dada. “Ummi…ummi, bagaimana abi tak selalu kesal kalau keadaan terus menerus begini…?” ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Ummi… isteri sholihat itu tak hanya pandai ngisi pengajian, tapi dia juga harus pandai dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga. Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah…?” Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis isteriku yang kelihatan begitu pilu. “Ah…wanita gampang sekali untuk menangis…,” batinku berkata dalam hati. “Sudah diam Mi, tak boleh cengeng. Katanya mau jadi isteri shalihat…? Isteri shalihat itu tidak cengeng,” bujukku hati-hati setelah melihat air matanya menganak sungai dipipinya. “Gimana nggak nangis! Baru juga pulang sudah ngomel-ngomel terus. Rumah ini berantakan karena memang ummi tak bisa mengerjakan apa-apa. Jangankan untuk kerja untuk jalan saja susah. Ummi kan muntah-muntah terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali,” ucap isteriku diselingi isak tangis. “Abi nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang yang hamil muda…” Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak.

***


Bi…, siang nanti antar Ummi ngaji ya…?” pinta isteriku. “Aduh, Mi… abi kan sibuk sekali hari ini. Berangkat sendiri saja ya?” ucapku. “Ya sudah, kalau abi sibuk, Ummi naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak pingsan di jalan,” jawab isteriku. “Lho, kok bilang gitu…?” selaku. “Iya, dalam kondisi muntah-muntah seperti ini kepala Ummi gampang pusing kalau mencium bau bensin. Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam bus dengan suasana panas menyengat. Tapi mudah-mudahan sih nggak kenapa-kenapa,” ucap isteriku lagi. “Ya sudah, kalau begitu naik bajaj saja,” jawabku ringan. Pertemuan hari ini ternyata diundur pekan depan. Kesempatan waktu luang ini kugunakan untuk menjemput isteriku. Entah kenapa hati ini tiba-tiba saja menjadi rindu padanya. Motorku sudah sampai di tempat isteriku mengaji. Di depan pintu kulihat masih banyak sepatu berjajar, ini pertanda acara belum selesai.

Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu. Ah, semuanya indah-indah dan kelihatan harganya begitu mahal. “Wanita, memang suka yang indah-indah, sampai bentuk sepatu pun lucu-lucu,” aku membathin sendiri. Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang diapit sepasang sepatu indah. Dug! Hati ini menjadi luruh. “Oh….bukankah ini sandal jepit isteriku?” tanya hatiku. Lalu segera kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepatu indah itu. Tes! Air mataku jatuh tanpa terasa. Perih nian rasanya hati ini, kenapa baru sekarang sadar bahwa aku tak pernah memperhatikan isteriku. Sampai-sampai kemana ia pergi harus bersandal jepit kumal. Sementara teman-temannnya bersepatu bagus. “Maafkan aku Maryam,” pinta hatiku. “Krek…,” suara pintu terdengar dibuka. Aku terlonjak, lantas menyelinap ke tembok samping. Kulihat dua ukhti berjalan melintas sambil menggendong bocah mungil yang berjilbab indah dan cerah, secerah warna baju dan jilbab umminya. Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang lain. Namun, belum juga kutemukan Maryamku. Aku menghitung sudah delapan orang keluar dari rumah itu, tapi isteriku belum juga keluar.

Penantianku berakhir ketika sesosok tubuh berbaya gelap dan berjilbab hitam melintas. “Ini dia mujahidahku!” pekik hatiku. Ia beda dengan yang lain, ia begitu bersahaja. Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya. Diam-diam hatiku kembali dirayapi perasaan berdosa karena selama ini kurang memperhatikan isteri. Ya, aku baru sadar, bahwa semenjak menikah belum pernah membelikan sepotong baju pun untuknya. Aku terlalu sibuk memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku, padahal di balik semua itu begitu banyak kelebihanmu, wahai Maryamku.

Aku benar-benar menjadi malu pada Allah dan Rasul-Nya. Selama ini aku terlalu sibuk mengurus orang lain, sedang isteriku tak pernah kuurusi. Padahal Rasul telah berkata: “Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” Sedang aku..? Ah, kenapa pula aku lupa bahwa Allah menyuruh para suami agar menggauli isterinya dengan baik. Sedang aku…? terlalu sering ngomel dan menuntut isteri dengan sesuatu yang ia tak dapat melakukannya. Aku benar-benar merasa menjadi suami terdzalim!!! “Maryam…!” panggilku, ketika tubuh berbaya gelap itu melintas. Tubuh itu lantas berbalik ke arahku, pandangan matanya menunjukkan ketidakpercayaan atas kehadiranku di tempat ini. Namun, kemudian terlihat perlahan bibirnya mengembangkan senyum. Senyum bahagia. “Abi…!” bisiknya pelan dan girang. Sungguh, aku baru melihat isteriku segirang ini. “Ah, kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?” sesal hatiku.

***


Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku. Ketika tahu hal itu, senyum bahagia kembali mengembang dari bibirnya. “Alhamdulillah, jazakallahu…,”ucapnya dengan suara tulus. Ah, Maryam, lagi-lagi hatiku terenyuh melihat polahmu. Lagi-lagi sesal menyerbu hatiku. Kenapa baru sekarang aku bisa bersyukur memperoleh isteri zuhud dan ‘iffah sepertimu? Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya menyaksikan matamu yang berbinar-binar karena perhatianku…?
Semoga berguna bagi kita semua….amin ya rabbal alamien

Abu Rasyidah Judy Muhyiddin
Ditulis oleh Farid Ma'ruf, catatan
Afwan sy krm lg ke temn2 smoga bz mnjadi ibrah

RENUNGANKU

Saat merenungi semua yang Allah beri ,,,,,,, Subhanallah tak ada sedikitpun cela atas karuniaNya
Saat aku kehilangan sesuatu kebahgiaan, aku brharap Allah akan mengembalikan dan aku percaya Allah akan menggantikannya lagi untukku dengan yang lebih baik, tentu menurut pandangan Allah dan mungkin bukan dengan kebahagiaan yang sama.



Lihatlah aku .........................
diri memang pernah terpuruk, terjatuh, terhempas, tapi lihatlah pada kenyataannya aku masih bisa tegak berdiri, lihatlah aku masih dapt tersenyum menjalani semua aktifitasku, Robbku yang menguatkan aku.
Menangis???????????????????????? ya, sesekali aku menangis dalam hening sujudku, merenungi keindhan ayat demi ayat yang ku baca, menangis dalam beribu tanya dan keyakinan, ini anugrah yang Allah beri untukku.
Allaah...........
Engkau selalu ada di sini, saat apa yang ku sayangi pergi dan aku mesti kehilangannya, namun kasih sayang Mu Allah tak pernah bertepi.

Menyesal????????????
tidak sama sekali, aku tak sesali wlaupun trkadang sedih dan menangis, istighfar dan mencari kegiatan dengan lembaran-lembaran aktifitas yang positif, untuk mereka yang masih membutuhkan diriku. bukan lebih baik, darp pada meratapi apa yang telah hilang,

Robbi.............. dalam kerendahan dan keyakinan diri Engkau kan gantikan semua kesabaranku dengan kebahagiaan. Amin

Angan yang terbalut mimpi, ku hanya manusia yang kalah pada pergulatan waktu dan amarah.

Minggu, 21 Maret 2010




SUDAHKAH HARIINI KITA BERSYUKUR
Assalaamu'alaikum.Wr.Wb
ukhti wa akhi........kumaha damang?kaifa halukum?how are u?gmn kebare?(pokoknya nanyain kabar antum semua ,gmn kbr keimanannya?moga kita selalu dalam lindunganNYya n keep istiqomah,,,,,,HAMASAH!)


Sempat bingung mo nulis apa ya? hehe
okelah klo begitu kebanyakan muqoddimah ky orang yang mo pidato aja.

*************************************************************
saya mo nanya ne, "Siapa yang hari ini belum mensyukuri nikmat Allah?hayo acungin jempol empat :)
mulai bangun tidur tadi deh, kita kadang lupa ya bersyukur, coba kita berfikir, bagaimana kalo pagi tadi kita ga bisa membuka mata kita lagi?misalnya saat bangun tidur mata kita yang terbuka hanya satu saja, ato tiba-tiba saat membuka mata, mata kita juling(hadoh,,,,, mana jam 9 mo ada pemotretan lagi, mo buat Foto KTP, mo ketemu ma calon metua, mo memberikan senyuman dan tatapan manis wat suami tercinta....hahaha....^_^ upsssss afwan). Allah karim...kita sering lupa kan dan sring tidak menyadari akan pentingnya nikmat kesehatan contoh kecil mata kita terbuka lagi setelah semalaman trepejam. Astaghfirullahal'adziim dzolimnya diri kami ya Allah T_T.

Sahabat.......bila tiba di waktu pagi, maka ingatlah bahwa pagi itu telah menyapa beribu-ribu orang yang tidak beruntung sementara kita ada dalam kenikmatan. Ia menyapa beribu-ribu orang yang kelaparan, sementara kita kekenyangan. Ia menyapa beribu-ribu orang yang tertawan sementara kita bebas merdeka. Ia menyapa beribu-ribu orang yang terkena musibah dan sementara kita selamat dan berbahagia. Allah karim maafkan kami.

Betapa banyak cucuran air mata di pipi wanita lemah, keluhan pilu dalam hati sorang ibu, betapa banyak teriakan yang tersendat di kerongkongan anak bayi. Sementara kita sndiri tersenyum senang penuh kepuasan. Maka pujilah Allah dan ucapkanlah hamdalah"ALHAMDULILLAAH" atas kasih sayang , perhatian dan karunia-Nya.

Duduk dan diskusikanlah dengan jujur bersama diri kita sendiri, bahkan bila perlu gunakan tabel, data dan analisa. Hitunglah berapa kekayaan kita, harta benda, tempat tinggal, kecantikan, keluaraga,sahabat, pekerjaan.kemudian kita bandingkan dengan orang yang ada di bawah kita, maka yakinlah kita akan menjadi manusia yang bersyukur.


Allah berfirman
artinya:" Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya" (ibrahim :14:13)

Bukan niat saya menyuruh untuk menghitung-hitung nikmat Allah, ya karna memang kita tak akan mampu,bener ga?( hayo siapa yang protesssssssssssss? hehe) saya hanya ingin menyampaikan pesan jumlah kenikmatan tu lebh banyak dari pada kesusahan.


"maka berpegang teguhlah pada apa yang aku berikan kepadamu dan hendaknya kamu termasuk orang-orang yang bersyukur".
(al- A'raf:7;14)



Tukarkanlah atu sen uang kita dengan d'a kaum fakir dan cinta kaum papa


Sesungguhnya aku berharap kepada Allah
hingga seolah-olah aku melihat indahnya kesabaran apa yang akan diperbuat Allah untukku"


Allah jadikan kami termasuk orang-orang yang pandai bersyukur.


^_^ ^_^ keep smile n Istiqomah Allahu Akbar!!!!!!!!!!!




udah dulu ya...hoaaaaaaaaaaaaaaam ngantuk . zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
wassalaamu'alaikum.wr.wb