Assalaamu'alaikum...Ahlan Wasahlan di Blog Bengkel Hati Zahrah Itu Bunga

Minggu, 19 September 2010

Ibrah


"Lo ko nilai mu jelek semua andri? kamu ini bagaimana, ayah sudah lesin kamu, yang serius makanya kamu belajar, udah mahal-mahal biayain kursus kesana kemari, supaya nilai kamu bagus, ga mikir apa, hah!ayah ini capek, pergi pagi,pulang sore nyari uang buat biaya kamu sekolah, biaya ngelesin kamu,taunya nilainya ya ampun nak, harus bagaimana lagi ayah kasih tau ke kamu,yang rajin makanya, yang rajin. emang kamu mau jadi nak bodoh, hah?kamumau tuh jadi tukang becak? mau?

(yeeeeeeeeee ayah istighfar! kenapa jadi abng becak yang dibawa-bawa?.....)



"kamu ini kalau ibu kasih tau dengar nak, kamu ini selalu membantah, coba dengarkan apa kata ibu, emang kamu ini anak siapa?keluar dari mana?dari batu ya?nak, ibu ne mengandung kamu selama 9 bulan, melahirkan kamu, mengurus kamu, sampai kamu besar seperti coba kalau bukan ibu yang ngurus, siapa yang mo ngurus kamu?kamu mungkin sudah ada di comberan sana, kamu udah kelaparan nak, coba dengar ibu, Astaghfirullaahal'adziim................dasar kamu ya (sambil melotot hehe).
(ho...ho....ho...apa ga kelebayan tu bu, miris banget saya dengarnya)


sahabat.....apa yang ada difikiran sahabat semua, setelah baca cerita tadi????????hufh.......jujur saya sendiri sedih, iba kesal bin dongkol dengarnya, mungkin sahabat punya pengalaman yang sama juga pernah dengar ucapan-ucapan tadi,yang sering kita temui dalam kehidupan kita sehari hari, atau kita sendiri juga pernah seperti itu pada anak-anak kita, buah hati kita, anak didik kita???(jawab aja sendiri ye.....)
Sahabat....apa kita telah bijak????bijakkah kita???mengeluarkan kata-kata yang semestinya tidak terucap,memaki anak, sebagai bentuk ketidakpuasan kita dengan usaha kita. Sadarkah kita kita telah begitu banyak mendikte mereka,menjadikan mereka seperti orang lain, merasa kita adalah pahlawan, sang pemberi rizqi, dan lain sebagainya
(astaghfirullahal'adziim,,,tidak sahabat, kita belum bisa menjadi orang dewasa yang bijak)

Ya kesal, sangat kesal, sangat kecewa, saat kita dihadapkan dengan kenyataan, ternyata anak kita, anak didik kita tidak sesuai yang kita harapkan(maaf apalagi misalnya dalam hal IQ memang lamban)kita sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka, menyekolahkan mereka, tidak cukup hanya itu, kita juga menopang sekolah mereka dengan kursus-kursus,yang memang tidak sedikit biaya yang keluar. ya faham, saya sangat faham sekali kecewa bukan?istilah kasarnya kaki jadi kepala, kepala jadi kaki..(hehe untung ye g ketuker kaki ma kepala).

tapi hati hati saat kita menyebutkan jasa jasa kita ke anak-anak , dengan ucapan
"kalau bukan ibu yang ngurus, siapa yang mo ngurus kamu?kamu mungkin sudah ada di comberan sana, kamu udah kelaparan nak" warning..............hati hati kita sudah ada dalam area syirik khofi.
wah apa ye syirik khofi ntu?
ne saya kasih tau
"SYIRIK KHOFI" (syirik tersembunyi) atau dengan lain perkataan, timbulnya suatu tanggapan di dalam hati, bahwa segala amal ibadat yang dilakukan adalah sepenuhnya dari kemampuan diri sendiri, tidak dirasakan dan diyakini, bahwa apa yang dilakukan itu semua, pada hakekatnya dari pada Allah SWT.
Segala sesuatu yang Allah ciptakan ini (makhluk) pada hakekatnya adalah seakan-akan alat belaka dari Allah, namun maha sucilah Allah daripada memerlukan alat.
Hal-hal yang tergolong dalam syirik khofi antara lain adalah, "Ria" (pamer), "Sum'ah" (memperdengar-dengarkan), "'Ujub" (membagakan diri), "Hajbun (hijab/dinding).
Oleh sebab itu, agar kita dapat terlepas dari hal penyakit tersebut hal mana dapat membahayakan perjalanan kita maka tidak ada lain jalan, kecuali memantapkan pandangan batin (musyahadah) dengan penuh keyakinan bahwa "segala apapun yang terjadi pada hakekatnya adalah daripada Allah SWT."

Nah... dah fahim kan kira-kira dalam contoh kasus tadi masuk katagori apa ya?(hayooo apa ya)
"UJUB" yupsss.............ujub. seorang ibu atau ayah yang merasa apa yang dia lakukan adalah hasil sendiri, karena kekecewaan berawal dari anak lupa tuh sama Allah.(kata Allah SOMSE (sombong sekali). Mencari nafkah, memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak, merawat, mengasuh dan membimbing dengan penuh kasih sayang adalah hak anak dan sudah menjadi kewajiban orang tua, ga mesti mengungkit" ayah yang membiayai kamu, ayah yang menyekolahkan kamu, ayah yang memberikan makan kamu, kalau ga ada ayah mau jadi apa kamu.........jadi gembel!!!!!( huffffft.....ayah aja yang jadi gembel)

Terusssssssssss gimana dong..kesel tau.................
em ada yang lebih bijak bu, pa, ayah, om, tante, anak ibu bukan robot, anak ibu adalah titipan Allah, anugrah dari Allah, mereka tumbuh dari hasil jalinan kasih sayang ibu dan ayah, mereka lahir bukan unruk dicerca saat apa yang kita inginkan tak terkabulkan, karena setiap anak yang lahir sebagai makhluk Allah telah di tentukan apa yang menjadi terbaik untuknya, kita sebagai orang tua hanya berusaha semaksimal mungkin, bijaklah menjadi orang tua. Saat anak masih kecil mereka sudah diberikan pesan

" nak jadi anak yang pintar ya, biar kamu kerja enak, nanti kalau ibu atau ayah sudah tua, sama siapa lagi berlindung kalau bukan sama kamu, jadi anak yang pintar ya nak, ibu do'akan"
tahukah ibu? tahukah ayah? ungkapan yang telah keluar sama sekali tidak bijak, mereka belum tau arti bagaimana memberikan perlindungan, bagaimana arti tanggung jawab terhadap orang tua kelak,belum menjadi dewasa seoarng anak telah diberikan beban, karena biaya yang dikeluarkan ibu atau ayah untuk sekolah tidak lain hanya pinjaman yang mesti di bayar saat dewasa.(Allah kariiiiiiiim T_T) bukankah akan lebih bijak jika mereka diberikan pesan
" nak jadi anak yang sholeh dan pintar ya, agar kamu kelak mendapatkan ridho Allah"
tanpa kita pesan untuk berbakti pada kita insya Allah dengan sosok yang sholeh/sholehah mereka akan berbakti, tidak hanya mereka bertanggung jawab karena ibu ataau ayahnya saja tapi lebih pada ketaatan dia sebagai makhluk Allah
"karena ridho Allah ada pada orang tua"
ya mungkin saja mereka akan merasa berhutang budi pada orang tua menjadi anak yang berbakti pada orang tua, tapi belum tentu taat kepada Allah.
Ikhlaslah dalam merawat dan menjaga mereka, jangan semata-mata karena tujuan duniawi, niatkan untuk mencari pahala disisi Allah. Adapun profesi, pekerjaan, kedudukan dsb akan ikut dengan sendirinya.

Seandainya semua orang tua dapat melakssanakan tanggung jawab terhdapa anak-anaknya secraa bijak, alangkah indahnya hidup ini. Mudah-mudahan Allah SWT memberi petunjuk dan hidayah dalam hati semua orang tua dan anak-anak kita, dan memudahkan kita melaksanakan semua tuntunan agama Islam secara kaffah. Amin.


(Alhamdulillaah selesai tulisan ini, maaf yee kalo banyak kalimat yang campur aduk alias gado-gado dan krang di fahami hehe,tulisan ini terinspirasi dari seseorang dan dari pengalaman saya menjadi seorang pendidik ^_^)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat merenungi semua yang Allah beri ,,,,,,, Subhanallah tak ada sedikitpun cela atas karuniaNya
Saat aku kehilangan sesuatu kebahgiaan, aku brharap Allah akan mengembalikan dan aku percaya Allah akan menggantikannya lagi untukku dengan yang lebih baik, tentu menurut pandangan Allah dan mungkin bukan dengan kebahagiaan yang sama.



Lihatlah aku .........................
diri memang pernah terpuruk, terjatuh, terhempas, tapi lihatlah pada kenyataannya aku masih bisa tegak berdiri, lihatlah aku masih dapt tersenyum menjalani semua aktifitasku, Robbku yang menguatkan aku.
Menangis???????????????????????? ya, sesekali aku menangis dalam hening sujudku, merenungi keindhan ayat demi ayat yang ku baca, menangis dalam beribu tanya dan keyakinan, ini anugrah yang Allah beri untukku.
Allaah...........
Engkau selalu ada di sini, saat apa yang ku sayangi pergi dan aku mesti kehilangannya, namun kasih sayang Mu Allah tak pernah bertepi.

Menyesal????????????
tidak sama sekali, aku tak sesali wlaupun trkadang sedih dan menangis, istighfar dan mencari kegiatan dengan lembaran-lembaran aktifitas yang positif, untuk mereka yang masih membutuhkan diriku. bukan lebih baik, darp pada meratapi apa yang telah hilang,

Robbi.............. dalam kerendahan dan keyakinan diri Engkau kan gantikan semua kesabaranku dengan kebahagiaan. Amin

Angan yang terbalut mimpi, ku hanya manusia yang kalah pada pergulatan waktu dan amarah.


***********************************************************************************
Di sudut kamarku, 1 MUharam 1431 H. 00.30.

Semoga Allah selalu menjagamu................... T _ T

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.