Assalaamu'alaikum...Ahlan Wasahlan di Blog Bengkel Hati Zahrah Itu Bunga

Kamis, 07 Januari 2010

TahajudYuk

Bangun ditengah malam bukanlah perkara yang mudah, kecuali orang yang telah diberi taufiq untuk bangun malam sekalipun dengan cara-cara yang amat sederhana. Faktor-faktor yang bisa membantu untuk bangun malam ini ada yang zhahir dan ada yang bathin. Faktor-faktor yang zhahir adalah :

1. Jangan terlalu banyak makan. Sebagian ulama berkata, "Hai orang-orang yang menghendaki jalan kepada Allah Ta’alaa, janganlah kalian makan banyak, sehingga minum banyak dan tidur banyak, lalu penyesalan kalian pun banyak."

2. Jangan membebani diri dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat lagi banyak.

3. Jika memungkinkan tidur siang, karena bisa membantu bangun malam.

4. Jangan berselimut.

Adapun faktor-faktor bathin yang bisa membantu untuk bangun malam adalah :

1. Membersihkan hati untuk tidak mengganggu sesama muslim, membersihkan hati dari bid'ah dan berpaling dari urusan-urusan duniawi yang sifatnya hanya pelengkap.

2. Ketakutan dalam hati akan siksa Allah Ta’alaa.

3. Mengetahui keutamaan shalat malam.

4. Yang terpenting adalah kecintaan kepada Allah dan kekuatan iman, dengan keyakinan bahwa apabila dia shalat malam berarti dia bermunajat kepada Allah Ta’alaa, merasakan kehadiran-Nya,sehingga membuatnya terus bermunajat kepada-Nya sepanjang shalat malam.

Abu Sulaiman Rahimahullah berkata : "Orang-orang yang mendirikan shalat malam lebih nyaman pada malam harinya daripada orang-orang yang bercanda ria di tempatnya bercanda. Andaikata tidak ada waktu malam mereka merasa tiada gunanya hidup di dunia."

Menghidupkan waktu malam itu ada beberapa tingkatan :

1. Menghidupkan seluruh malam. Yang demikian ini pernah diriwayatkan dari sebagian orang-orang salaf.

2. Menghidupkan sebagian malam. Yang demikian ini juga diriwayatkan dari sebagian para salaf. Cara yang paling baik adalah tidur pada sepertiga malam yang pertama dan seperenam yang terakhir.

3. Bangun pada sepertiga malam. Caranya tidur separuh malam yang pertama dan seperenam yang terakhir. Ini yang dilakukan oleh nabi Daud as. Di dalam Ash-Shahihain disebutkan, "Shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya Daud. Beliau tidur pada separuh malam (yang pertama), bangun pada sepertiganya dan tidur pada seperenamnya (yang terakhir)."

(H.R. Bukhari dan Muslim)

4. Bangun pada seperenam atau seperlimanya. Yang baik adalah pada paroh yang terakhir.

5.Tidak memastikan kapan waktunya, karena mungkin seseorang akan mengalami kesulitan untuk memastikan kapan bangunnya. Ada dua cara untuk tingkatan ini :

a. Mendirikan shalat pada awal malam. Jika rasa kantuk sudah menyerang, maka ia tidur. Jika pada tengah malam bangun, dia pun bisa shalat lagi, atau jika memang masih mengantuk dia meneruskan tidurnya. Cara seperti ini juga dilakukan oleh segolongan orang-orang salaf. Di dalam As Shahihain disebutkan dari hadits Anas ra berkata, "Selagi kami menginginkan melihat Rasulullah saw mendirikan pada sebagian malam, tentu kami bisa melihat beliau, dan selagi kami menginginkan melihat beliau tidur, tentu kami bisa melihat beliau." Umar bin Khattab ra biasa mendirikan shalat malam kapanpun waktu yang dikehendakinya. Tetapi apabila bangunnya pada akhir malam, maka ia membangunkan keluarganya seraya berkata, "shalat, shalat…!

b. Tidur pada awal malam, lalu apabila terbangun dan dirasa tidurnya sudah cukup, dia shalat malam pada sisa malamnya itu.

6. Mendirikan shalat malam kapan pun waktunya, cukup empat rakaat atau dua rakaat saja. Diriwayatkan dari Nabi saw, beliau bersabda, "Shalatlah dari sebagian waktu malam, shalatlah empat rakaat, shalatlah dua rakaat."(H.R. Al-Baihaqy).

Inilah beberapa cara membagi waktu malam, maka hendaknya seorang muslim memilih mana yang lebih mudah bagi dirinya.

Orang-Orang Yang Berat Bersuci Pada Tengah Malam

Bagi orang yang merasa berat untuk bersuci pada tengah malam serta tidak mampu mendirikan shalat malam, maka dia cukup duduk menghadap ke arah kiblat, lalu berdzikir dan berdoa menurut kemampuannya. Jika tidak memungkinkan duduk, dia bisa melakukan sambil terlentang. Namun jangan sampai seseorang punya kebiasaan bangun malam tapi tidak melaksanakan shalat malam. Di dalam As Shahihain disebutkan bahwa Nabi r pernah bersabda kepada Abdullah bin Amr ra, "Janganlah engkau seperti fulan, yang biasa bangun malam namun tidak mendirikan shalat malam."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat merenungi semua yang Allah beri ,,,,,,, Subhanallah tak ada sedikitpun cela atas karuniaNya
Saat aku kehilangan sesuatu kebahgiaan, aku brharap Allah akan mengembalikan dan aku percaya Allah akan menggantikannya lagi untukku dengan yang lebih baik, tentu menurut pandangan Allah dan mungkin bukan dengan kebahagiaan yang sama.



Lihatlah aku .........................
diri memang pernah terpuruk, terjatuh, terhempas, tapi lihatlah pada kenyataannya aku masih bisa tegak berdiri, lihatlah aku masih dapt tersenyum menjalani semua aktifitasku, Robbku yang menguatkan aku.
Menangis???????????????????????? ya, sesekali aku menangis dalam hening sujudku, merenungi keindhan ayat demi ayat yang ku baca, menangis dalam beribu tanya dan keyakinan, ini anugrah yang Allah beri untukku.
Allaah...........
Engkau selalu ada di sini, saat apa yang ku sayangi pergi dan aku mesti kehilangannya, namun kasih sayang Mu Allah tak pernah bertepi.

Menyesal????????????
tidak sama sekali, aku tak sesali wlaupun trkadang sedih dan menangis, istighfar dan mencari kegiatan dengan lembaran-lembaran aktifitas yang positif, untuk mereka yang masih membutuhkan diriku. bukan lebih baik, darp pada meratapi apa yang telah hilang,

Robbi.............. dalam kerendahan dan keyakinan diri Engkau kan gantikan semua kesabaranku dengan kebahagiaan. Amin

Angan yang terbalut mimpi, ku hanya manusia yang kalah pada pergulatan waktu dan amarah.


***********************************************************************************
Di sudut kamarku, 1 MUharam 1431 H. 00.30.

Semoga Allah selalu menjagamu................... T _ T

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.